Blogger Themes

Pages

Jumat, 07 Desember 2018

Tari Tandang Mendet Sembalun (LOMBOK)



Tari Tandang Mendet berdiri pada tahun 1428 sesuai dengan berdirinya Desa Sembahulun yang didirikan oleh Nek Kertanegara selaku Prabekel(Pimpinan Adat Sembahulun)  sebagai peringatan dan rasa syukur atas keberhasilan yang diperoleh.
Tari Tandang Mendet berasal dari kata “Mendet” yang artinya kegembiraan atau keberhasilan penduduk Desa Sembahulun dalam memperjuangkan dan mempertahankan bibit padi merah dari berbagai macam hama tanaman dan peperangan melawan jin – jin jahat.Dengan keberhasilan memenangkan beberapa peperangan tersebut maka diciptakanlah sebuah tari kegembiraan oleh Nek Kertanegara yang bertempat dirumah Adat Berugak Reban Bande Desa Sembalun Bumbung di tempat pelaksanaan upacara adat Ngayu – Ayu.
Tari Tandang Mendet terdiri dari 7 penari tombak,satu orang  pembawa tulup dan satu orang pembawa tameng dan pedang  berarti jumlah personil penari tandang mendet adalah Sembilan orang atau bisa juga 9 orang pembawa tombak sehingga jumlah penarinya menjadi sebelas orang.

Sabuk Belo Lombok


Sabuk Belo adalah sabuk yang panjangnya 25 meter dan merupakan warisan turun temurun masyarakat Lombok khususnya yang berada di Lenek Daya. Sabuk Belo biasanya dikeluarkan pada saat peringatan Maulid Bleq bertepatan dengan tanggal 12 Rabiul Awal tahun Hijriah.

Upacara pengeluaran Sabuk Bleq ini diawali dengan mengusung keliling kampung secara bersama-sama yang diiringi dengan tetabuhan Gendang Beleq yang dilanjutkan dengan praja mulud dan diakhiri dengan memberi makan kepada berbagai jenis makhluk. Menurut kepercayaan masyarakat setempat upacara ini dilakukan sebagai simbol ikatan persaudaraan, persahabatan, persatuan dan gotong royong serta rasa kasih sayang diantara makhluk yang merupakan ciptaan Allah.
Adapun cara pelaksanaan Mulud Beleq (Maulid Besar) di Desa Lenek Kecamatan Aikmel Kabupaten Lombok Timur dapat dikatakan berbeda dengan cara pelaksanaan Maulid Nabi Muhammad SAW di daerah lainnya. Upacara Mulud Beleq (Maulid Besar) di laksanakan pada tanggal 10 s/d 15 Rabiulawal dengan maksud memperingati hari kelahiran Nabi Besar Muhammad SAW  yang jatuh pada tanggal 12 Rabiulawal.


Rabu, 05 Desember 2018

Profil Universitas Muhammadiyah Mataram


Universitas Muhammadiyah Mataram  disingkat UMMAT atau UM Mataram adalah sebuah perguruan tinggi muhammadiyah Yang berada di Mataram tempatnya di jln. Kh. Ahmad dahlan no. 1 pagesangan, Mataram, Nusa tenggara Barat.
Universitas Muhammadiyah Mataram (UMMAT) didirikan pada tanggal 25 juli 1980 sebagai amal usaha muhammadiyah dibidang pendidikan.

Jumat, 02 November 2018

Presean Kesenian Khas Lombok

Bentuk lain dari kesenian khas yang dimiliki masyarakat Lombok adalah Presean. Seni tradisi ini dilakukan dengan cara adu ketangkasan. Presean merupakan seni tradisi yang ada di masyarakat Lombok. Tradisi ini semacam seni bela diri dalam adu ketangkasan antar Pepadu atau ksatria suku Sasak. presean ini hanya dilakukan pelh kaum adam saja untuk menguji seberapa tangguhnya mereka. 
Tradisi ini dilakukan dengan menggunakan penjalin, terbuat dari rotan yang dibaluri aspal hitam dan di dalamnya terdapat pecahan beling yang diikat dengan benang bola warna putih. Penjalin digunakan sebagai alat untuk saling memukul. Ukuran panjangnya sekitar 1,5 meter. Sedangkan perisai untuk menepis pukulan lawan disebut Ende yang terbuat dari kulit sapi. Bentuknya segi empat berukuran sekitar 40x60 cm.
 Dalam pertunjukannya, Presean ini dilakukan di tengah arena ditonton oleh seluruh masyarakat yang ada dan diiringi musik bernuansa perang, yang di harapkan tradisi presean ini akan tetap ada suapaya bisa menjadi tradisi turun temurun. Banyak cerita dan mitos mengenai tradisi Presean. Masyarakat di Desa Sapit, Kecamatan Suela, Kabupaten Lombok Timur, NTB misalnya sering menguji ketangkasan kanuragan yang disebut dengan istilah Begelepekan, yaitu menguji ilmu kanuragan dengan cara saling jajal kekuatan dan dilakukan pada malam hari.



Upacara Nyongkolan Lombok



Dalam adat budaya suku sasak di Lombok, tradisi Nyongkolan merupakan salah satu upacara wajib dalam prosesi pernikahan. Nyongkolan adalah puncak dari tahapan ritual pernikahan adat Sasak. Acara ini dilakukan dengan arak-arakan (pawai) pasangan pengantin layaknya seorang raja dan ratu menuju kediaman mempelai wanita. Seremonial ini biasanya diadakan selepas waktu sholat zuhur hingga sore hari.
Rombongan Nyongkolan terdiri dari keluarga, masyarakat sekitar dan kerabat mempelai pria maupun wanita. Jika jarak antara rumah pengantin laki-laki masih cukup dekat, titik awal Nyongkolan akan dimulai dari kediaman mempelai pria. Namun jika jaraknya jauh, rombongan akan diangkut menggunakan kendaraan dan memulai iring-iringan rombongan Nyongkolan dari perbatasan desa mempelai wanita. Tujuannya adalah untuk mengumumkan kepada masyarakat setempat bahwa seorang gadis asal desa tersebut telah resmi dipersunting oleh pria dari desa lain menjadi pasangan suami-istri yang sah. Hal ini sangat penting dikarenakan seluruh prosesi pernikahan dilaksanakan di kediaman mempelai laki-laki.
Agar jelas terlihat oleh masyarakat yang berdiri di pinggir jalan, pasangan pengantin akan dibalut dengan pakaian adat khas suku sasak. Mempelai pria dan wanita kemudian diarak dengan menggunakan kuda kayu yang dipanggul oleh empat orang pria. Jika tidak, mempelai pria akan berjalan dengan didampingi dua orang pemuda dan dua orang gadis mendampingi mempelai wanita. Dedare-dedare (gadis-gadis), terune-terune (pemuda), pemuka agama, tokoh masyarakat, beserta kerabat dan sanak saudara mempelai pria turut mengiringi dengan balutan pakaian adat khas suku Sasak. Rombongan juga akan diiringi oleh grup musik tradisional Gendang Beleq, Cilokak atau Kelentang.

Jumat, 19 Oktober 2018

Event tahunan Rebo Bontong menarik Banyak Wisatawan Lokal

                     
Rebo Buntung merupakan kegiatan andalan masyarakat Pringgabaya sebab selain sebagai upacara yang berbau ritual, tradisi ini juga dijadikan sebagai salah satu event wisata tahunan Pantai Ketapang dan Pantai Tanjung Menangis Pringgabaya Kecamatan Pringgabaya Kabupaten Lombok Timur. Menurut keterangan beberapa orang tokoh adat dan tokoh masyarakat Ketapang Desa Pringgabata, tradisi Rebo Buntung telah dilaksanakan sejak dahulu kala dan diwariskan serta terus dilestarikan sebagai event tahunan masyarakat Pringgabaya.
Dijelaskan pula bahwa tradisi Rebo Buntung awalnya dilaksanakan oleh Raja Sandubaya (pemimpin Kerajaan Sandubaya) dengan tujuan untuk memohon keselamatan kepada sang penguasa alam semesta. Dikisahkan bahwa pada pada masa lampau, Raja Sandubaya membawa rakyatnya bermigrasi dari Labuhan Lombok ke Pringgabaya. Migrasi yang dilakukannya itu disebabkan oleh banyaknya gangguan bajak laut terhadap masyarakat kerajaan Sandubaya yang berpusat di sekitar Labuhan Lombok (Labuuhan Kayangan sekarang). Raja Sandubaya membawa rakyatnya bermigrasi ke Pringgabaya, di sekitar pantai Ketapang Tanjung Menangis (Dusun Ketapang Desa Pringgabaya saat ini) mereka membuka perkampungan dan pada saat membuka perkampungan itulah dilaksanakan ritual di sekitar pantai yang ditujukan untuk memohon keselamatan kepada tuhan Yang Maha Kuasa dan supaya mereka terhindar dari mara bahaya dan gangguan makhluk halus.
Amaq Dian (tokoh adat Dusun Ketapang) juga menceritakan bahwa tradisi Rebo Buntung awalnya memang dilaksanakan oleh Raja Sandubaya dan para pengikutnya pada saat membuka pemukiman di sekitar pesisir Pringgabaya (Dusun Kampung) ini. Sepeninggal Raja Sandubaya, masyarakat setempat tidak lagi melakukan tradisi itu hingga tujuh tahun lamanya. Hal itu kemudian menyebabkan masyarakat setempat dilanda musibah berupa wabah penyakit/bala yang menelan banyak korban jiwa. Melihat kenyataan itu, warga setempat kemudian melakukan upacara tetulak bala dengan harapan supaya mereka terbebas dari wabah penyakit yang melanda mereka. Konon, setelah dilaksanakannya upacara tolak bala ini, warga setempat terbebas dari wabah penyakit/bala yang menimpanya saat itu. Upacara tolak/tetulak bala ini-lah yang kemudian disebut dengan nama tradisi Rebo Buntung yang hingga saat ini terus dilaksanakan.
Upacara ini disebut dengan istilah Rebo Bontng karena puncak pelaksanaannya dilaksanakan pada hari Rabu terahir di bulan Syafar. Upacara ini dilaksanakan setiap tahun, tepatnya pada minggu terahir bulan Syafar (perhitungan tahun Hijriah dan tahun Sasak). Sebelum dilaksanakannya acar puncak Rebo Buntung, masyarakat Pringgabaya terlebih dahulu melaksanakan tetulaq desa, tetulaq gubuk, dan tetulak otak reban. Ketiga acara ini dilaksanakan pada bulan Muharram yang dengan dilaksanakannya tetulak yang tiga ini maka masyarakat mulai bersiap-siap untuk melaksanakan ritual Rebo Buntung.

Rabu, 17 Oktober 2018

Korupsi (Couroption) Penghambat Pembangunan Negara



Menurut salah seorang dosen di Universitas Muhammadiyah Mataram yaitu Nidiya Putri Syahida M. AP yang berpendapat bahwa korupsi ada dua macam yang pertama korupsi secara administrasi dan yang kedua administrasi secara keuangan langsung. Ada beberapa kasus yg di anggap korupsi namun tidak korupsi melainkan administrasinya kurang rapi bisa dikatakan tidak mampu sehingga terjerat kasus korupsi. Jadi kita juga tidak bisa melihat bahwa orang yang di penjara itu  bersalah, tekadang ada terjadi kesalahan dalam administrasi. Kemudian dari badan KPK korupsi  harus di berantas mulai dari dini agar rakyat dan negara tidak berlarut dalam kemiskinan dan ketepurukan ekonomi. Dan seharunya badan KPK memberikan sangsi yang seharusnya atau yang setimpal dengan perbuatannya agar memberikan efek jera kepada pelaku korupsi.
Para pelaku korupsi sering kali kita lihat terjadi pada kalangan atas seperti, DPR, dan pejabat-pejabat Negara lainnya. Maka dari itu bangsa dan Negara sangat berharap kepada generasi muda mudi atau para mahasiswa/mahasiswi agar belajar disiplin dan bertanggung jawab. Korupsi di Negara kita bisa  terjadi karna ada kesempatan untuk memperkaya diri secara peribadi, maka dari itu tidak perlu heran dengan harta-harta para pejabat kita karna sebagian besar dari mereka terlibat dengan kasus korupsi. Menurut saya sendiri korupsi adalah prilaku pejabat public, baik politisi maupun pegawai negeri, yang secara tak wajar dan illegal memperkaya diri atau memperkaya mereka yang dekat dengannya dengan menyalahgunakan kekuasaan public yang dipercayakan kepada mereka.
Pemberantasan korupsi tidak cukup dilakukan melalui penegakan hukum saja. Penyelesaian korupsi harus dilakukan secara kompak dan sinergik antara pemerintah dan masyarakat. Intiny ada ditangan pemerintah, namun jika tidak ada dukungan dari masyarakat, maka pemberantasan korupsi hanya ‘omong kosong’. Dan tanpa tindakan tegas dari KPK, maka pemberantasan korupsi hanya akan jadi mimpi belaka. Jika kita rumuskan pemberantasan korupsi bias dimulai dari pencegahan, penindakan, dan termasuk dengan melibatkan peran masyarakat. Pemeberantasan korupsi harus difokuskan pada `perbaikan sistem (hukum, kelembagaan, ekonomi). Selain itu juga perbaikan kondisi manusia juga penting.

Selasa, 16 Oktober 2018

Adat Begawe Gumi Sasak

Begawe merupakan sebuah tradisi hajatan khas suku sasak. Begawe ini memiliki beberapa kategori yakni Begawe Merariq (hajatan pernikahan), Begawe Nyiwaq atau Nyangang (hajatan sembilan hari orang yang sudah meninggal),dan lain-lain. Walaupun Begawe ini memiliki kategori namun managemen dan tata kelola begawe tersebut hampir sama. Biasanya persiapan begawe di lakukan H-7, bahkan persiapannya bisa lebih dari itu. Dalam tahap persiapan ini biasanya Epen Gawe (orang yang punya hajatan) mengundang tokoh agama,tokoh masyarakat,tokoh pemuda dan beberapa unsur masyarakat lainnya untuk bersama-sama merumuskan konsep,sarana, pra sarana dan kebutuhan begawe lainnya. Walaupun Epen Gawe adalah orang yang paling berhak untuk menentukan kebijakan, sistem dan tata kelola dari Gawe nya namun Epen Gawe ini tidak pernah menunjukkan sifat egosentrisnya dan senantiasa mengedepankan Musyawarah Mufakat dalam setiap pengambilan keputusan.
Sistem dan tata kelola Begawe ini pun benar-benar di jalankan dengan penuh pengayoman, manusiawi dan sarat dengan makna kekeluargaan. Setiap Temue (tamu) yang datang akan di perlakukan sesuai dengan hak nya, jadi Pengancang (orang yang mengantarkan hidangan kepada tamu) tidak pernah melakukan kecurangan dengan cara mengurangi (Korupsi) isi Dulang (hidangan) yang di bawa, Temue juga tidak bisa menyogok (Kolusi) Pengancang agar melebihkan isi Dulang yang di antarkan dan Pengancang pun bersikap sportif kepeda semua Temue, walaupun ada keluarga si Pengancang menjadi Temue si Pengancang tidak berhak memeperlakukakan keluarganya lebih dari Temue yang lain. Jadi semua Temue di perlakukan sama (Adil). 
Begawe merupakan peristiwa sosial dan budaya yang menjunjung tinggi nilai Humanisme. Semua unsur pendukung Begawe seperti, Epen Gawe,Tukang Nasik (departemen yang di tugaskan mengurus nasi), Tukang Jangan (departemen yang di tugaskan mengurus lauk pauk), Pengancang atau Penyatuk, Tukang Isik Bande (depeartemen yang di tugaskan mengurus barang yang akan di bawa pulang oleh tamu) semuanya bekerja dengan profesional, proporsional, efektif, efisien dan berintegritas. Karna dalam begawe ini semua unsur pendukung Begawe tersebut di jalankan dengan semangat semboyan Lombok Mirah Sasak Adi (kejujuran adalah permata yang paling mulia).

Rabu, 10 Oktober 2018

Gendang Beleq Tradisi Suku Sasak Tulen

Gendang beleq adalah alat musik trandisional yang dimainkan secara berkelompok. gendang beleq berasal dari suku sasak, lombok Nusa Tenggara Barat Indonesia. Asal kata gendang berasal dar bunyi gendang itu sendiri yaitu bunyi deng atau dung. Beleq berasal dari bahasa sasak yang berarti besar. Jadi gendang beleq berarti gendang besar. Dahulu gendang beleq dijadikan penyemangat prajurit ang berperang dan yang pulang dari peperangan. Dengan demikian gendang beleq dijadikan musik dalam peperangan. Tapi kini gendang beleq tidak lagi digunakan sebagai musik peperangan melainkan sebagai musik pengiring dalam upaara adat seperti merariq (pernikahan), sunatan (khitanan), ngurisang (potong rambut bayi atau aqiqah) dan begawe beleq (upacara besar).
Cara main gendang beleq biasanya dimainkan secara berkelompok membentuk orkestra. orkestra gendang beleq terdiri dari beberapa gendang beleq seperti gendang beleq mama (laki-laki) dan gendang beleq nina (perempuan) yang berfungsi sebagai pembawa dinamika. dan terdiri juga atas gendang kodek (kecil). Pemain gendang beleq memainkan gendang beleq sambil menari.
Gendang beleq memiliki nilai filosofi yang juga disakralkan oleh masyarakat suku sasak. masyarakat sasak menilai gendang beleq memiliki nilai keindahan, ketekunan, kesabaran, kebijakan, ketelitian dan kepahlawanan. Nilai-nilai tersebut diharapkan menyatu dengan hati masyarakat suku sasak.






.

Selasa, 09 Oktober 2018

Agenda rapat persiapan musyawarah besar mahasiswa LOTIM


Diskusi merupakan aktivitas mahasiswa yang harus menjadi bagian kehidupan dari mahasiswa itu sendiri, bisa di bilang diskusi sebagian dari jiwa mahasiswa karna dengan melakukan diskusi akan menambah wawasan dan ilmu dari berbagai aspek kehidupan. Oleh karna itu organisasi eksternal forum mahasisswa patuh karya universitas Muhammadiyah mataram setiap harinya melakukan kegiatan diskusi untuk membahas permasalahan kampus dan permasalahan yang dihadapi masyarakat sekitar untuk dicari solusinya.